Punclut
kini sudah menjadi salah satu lokasi wisata unik yang selalu dipenuhi wisatawan
lokal maupun luar kota, terutama setiap Sabtu malam dan Minggu pagi. Saat Sabtu
malam, banyak pengunjung yang hang out di saung lesehan yang banyak terdapat di
sepanjang jalan, menikmati makan malam dengan menu Sunda sederhana sambil
menyaksikan kerlap-kerlip hamparan lampu Kota Bandung.
Untuk
mencapai Punclut, ada dua akses yang dapat ditempuh, yakni dari Lembang,
Kabupaten Bandung Barat, atau dari Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung. Melalui
Jalan Ciumbuleuit jauh lebih mudah. Jaraknya juga tidak terlalu jauh dari Jalan
Cihampelas. Sekitar 4 kilometer ke arah utara, Anda sudah memasuki wilayah
Punclut. Untuk menuju lokasi wisata, Anda dapat mengambil jalan menurun tepat di
depan RS TNI AU dr Salamun.
Di
sepanjang jalan menuju puncak tertinggi kawasan objek wisata keluarga itu, para
pengunjung akan melihat panorama alam Bandung utara yang cukup indah. Memandang
ke arah selatan, akan terlihat deretan Pegunungan Malabar, Patuha, dan
Waringin. Gunung itu menjadi semacam benteng pelindung Bandung.
Melihat
ke arah berlawanan, jika cuaca sedang cerah dan tidak berkabut tebal, Anda
dapat melihat dengan jelas landmark Kota Bandung, seperti Jembatan Layang
Paspati, Masjid Raya Jabar, serta gedung-gedung tinggi seperti hotel dan
apartemen.
Di
Punclut, ada beberapa titik yang strategis untuk melihat pemandangan tersebut.
Antara lain di tanjakan terakhir yang paling tinggi, sekitar tower RRI. Di
titik-titik itu, kini banyak berdiri warung lesehan. Warung lesehan yang ada di
seberang kiri dan kanan jalan selalu siap menerima tamu yang hendak
beristirahat untuk makan nasi merah. Menu itu sangat sederhana, namun menggugah
selera setelah cukup berkeringat seusai berolah raga.
Warung
lesehan di punclut memiliki view landskap Kota Bandung menjadi tempat yang
menyenangkan untuk menikmati menu favorit, yakni nasi timbel dan nasi hitam
atau nasi merah. Nasi timbel pada umumnya disajikan bersama sambal dan lalap
sayur yang ditemani tahu dan tempe goreng, ikan asin, serta ayam goreng atau
pepes ikan. Jika nasi timbel disajikan dengan piring, nasi merah biasanya
disajikan dengan menggunakan boko (tempat nasi dari anyaman bambu).
Lauknya
sama saja dengan nasi timbel. Teh tawar panas sudah cukup membuat acara makan
di puncak Bandung semakin menyenangkan. Jika belum waktunya makan nasi, banyak
pilihan jajanan. Jajanan murah banyak ditemui di sini, seperti jagung bakar
atau rebus dan ulen atau ketan bakar.
sumber dari
thevillasbandung.com
No comments:
Post a Comment